Hidung Nazam terasa kembang kempis kalau sedang marah. Dia menatap daun pintu kemudian memanggil nama sekretarisnya dengan menggila.
"Mulyooo! Sini kamu!" berangnya tak tertahankan.
Saat itu Mulyo sedang meminum kopinya dengan tenang, tetapi karena gelegar suara Nazam mendadak ada, dia langsung menyemburkan kopi itu hingga cipratannya ke mana-mana.
"Waduh! Komputerku!" Salah satunya itu, mengenai layar komputer.
Segera diambilnya tisu, lalu mengelapnya asal.
"Mulyooo! Kamu tuli, ya?!" Satu teriakan lagi mengudara, tambah membuat panik seorang Mulyo.
"Ya, Pak! Sebentar!" sahutnya, berharap Nazam akan mengerti bahwa dia tak bisa datang buru-buru padanya.
Akhirnya yang terjadi adalah, dia menyenggol gelas kopi itu hingga tumpah, mengucur ke atas meja hingga ke lantai bawah.
Mati! Mulyo merasa kepalanya ngebul sekarang.
Baginilah jika panik, semua yang dilakukan malah akan bertambah kacau.