Ify masih bengong di ambang pintu, belum membiarkan Naran masuk ke dalam rumah. Hal itu membuat Naran mrangkulnya, mencium pipinya, membisiki lirih,
"Vidi Mahendra. Anak semata wayang kita. Aku sudah putuskan untuk memberinya nama itu. Gimana? Bagus, kan?" tanyanya dengan setengah senyum penuh makna.
Tanpa menunggu Ify bicara, dia menutup pintu dan kembali menguncinya.
"Ran, kamu serius mau namain anak kita Vidi? Udah kayak artis aja," seloroh Ify ingin tertawa.
Namun, jelas dalam hatinya dia bahagia. Ternyata nama yang Naran berikan pada anaknya tidak buruk juga. Lucu.
"Ya, serius, lah. Gimana?" ulangnya kembali bertanya.
Ify pun mengangguk bahagia.
"Boleh, deh. Nama yang bagus. Btw, uangnya makasih. Ini udah dibagi dua, kan, sama yang buat mama?" tanya Ify memastikn. Dia menghitungnya. Setelah selesai, Ify mengecup pipi Naran dengan penuh perasaan bahagianya.