Setelah penyambutan mempelai pria selesai, tibalah pada acara inti yang sudah ditunggu-tunggu semua orang, yaitu ijab kobul.
Ify keluar kamar dituntun oleh Sofia. Wanita itu akhirnya bisa tersenyum semringah penuh haru ketika dipertemupandangkan dengan calon suaminya.
Tak peduli dengan perut yang bulat hampir sempurna, dia begitu percaya diri.
Naran yang melihat Ify merekahkan senyumnya.
'Cantik sekali, kenapa aku baru menyadarinya sekarang?' tanya Naran dalam hatinya. Bibir Naran tak henti tersenyum.
Jika saja diizinkan untuk jujur. Ingin sekali dia meraih tubuh wanita itu dengan tangannya, lalu memeluknya ke dalam dadanya.
Sayang sekali semua itu hanya angan. Belum juga rampung berkhayal, pak penghulu sudah menegurnya agar jangan dulu menatap mata Ify, dosa katanya.
"Nanti saja di kamar, ya."
Semua tertawa, serasa baru dihibur oleh pak penghulu.
Ify dan Naran sudah duduk berdampingan. Kepala mereka kini ditutup tudung pengantin putih.
