Nasi sudah menjadi bubur, sudah tak bisa kembali ke semula. Naran tak bisa memilih untuk kembali ke masa lalu, di mana dia harusnya tak perlu sampai melaporkan sang ayah.
Naran hanya perlu memikirkan masa depannya saja, dan memperbaiki semua. Berusaha mengambil hati ayah dan kakaknya lagi.
"Ran, ngelamun aja. Kamu enggak kerja?" Ibunya cukup khawatir setelah melihat Naran berdiam diri menatap langit di teras kosannya. Melihat awan berarak pelan membawa warna kelabu.
Sepertinya hujan akan kembali mengguyur sebentar lagi.
"Oh, Mama. Aku cuma lagi ngadem aja, walau di sini panas banget. Lagian aku kerja shift pagi, jadi besok datangnya."
Oh, ibunya angguk-angguk kepala. Sebenarnya belum puas dengan jawaban yang diberikannya. Tidak lengkap.
"Kamu lagi mikirin sesuatu, deh, pasti. Ngomong sama mama, siapa tahu nanti dapat solusi." Demi apa pun, perempuan yang kondisinya sudah lebih membaik ini serasa mati penasaran kalau Naran tak mengatakannya.