Setelah mendengar Nazam divonis buta, Sofia merasakan kedua kakinya lemas tak bertenaga. Perlahan, pandangannya menggelap seraya tubuh yang tergelepar lemah di atas lantai yang dingin.
Dia benar-benar syok sampai jatuh pingsan, dan tersadar satu jam setelahnya.
Selama dia pingsan, Nazam begitu setia menungguinya meski kondisi mental masih belum stabil.
Bagaimana tidak, dia adalah lelaki sehat yang memimpin perusahaan iklan terbesar di kota Jakarta ini. Tiba-tiba dia dinyatakan buta, siapa yang tak akan kena mental?
Meski dokter mengatakan jika itu adalah kebutaan sementara, tetap saja Nazam sangat sedih dan terpukul, karena dia atau pun dokter yang menanganinya, siapa pun tak tahu kapan kebutaan sementara itu akan berakhir.
Kini dirinya tengah memeluk erat istrinya yang juga memeluk tak kalah erat. Menangis tanpa suara. Dan Sofia sesekali melepas pelukan itu untuk mengusap air mata suaminya.