Sofia menatap sengit. Dia tak akan pernah tunduk atau pun takut kepada si pengecut Davin. Karena baginya, lelaki itu tak pantas untuk ditakuti.
Davin tak lebih dari manusia biasa, sama seperti dirinya.
Inilah mengapa Davin tambah berang pada Sofia, sebab perempuan muda itu tak takut sama sekali terhadap gertakan kecilnya.
Ya, gertakan kecil di sini berupa beberapa pukulan tadi. Entah, lelaki itu ternyata memang gila.
"Dasar orang sinting! Beraninya main kasar pada wanita yang diikat begini? Banci!" Lagi, Sofia berdecil mengolok Davin.
Sofia tak peduli meski harus mendapat tamparan lagi, asal jangan tendangan atau pukulan di perut.
"Apa?! Berani sekali kamu!"
Tangannya sudah melayang di udara seakan bersiap untuk mendaratkan satu tamparan lagi di kulit pipi. Sofia sudah memejam mata, bersiap menerima pukulannya.
Dalam hati dia berdoa, 'Semoga orang gila ini tersadar!'