'Sofia, aku tak tahu seberapa besar rasa sakit yang kamu rasakan karena sikapku yang egois ini. Tapi percayalah, aku melakukannya tak lebih untuk menepati janjiku saja. Janji kepadanya, juga kepada diriku sendiri. Dan setelah janji itu ditepati, mungkin aku baru bisa hidup dengan tenang.'
Nazam masih ada dalam taksi di jalan, masih kepikiran Sofia yang mungkin akan sulit untuk kembali ditaklukkan olehnya.
'Dan soal perasaanku kepada mendiang Ratih yang tiba-tiba muncul kembali, mungkin ini hanya terbawa perasaan saja. Karena sejak mengetahui jika dalang dari pembunuhan itu adalah keluarga mantan tunangan kamu, seketika rasa sakit menyerbu hatiku tanpa ampun. Dan di saat sama, bisa memunculkan ilusi tentangnya. Aku bisa kembali melihat Ratih, dan dia bagaikan seseorang yang nyata dan mampu kugenggam. Mungkin karena terasa nyata itulah, sehingga akhirnya aku kembali merasakan debar cinta terhadapnya.'