Ponsel sudah dinyalakan kembali, Sofia memang sengaja sebelumnya mematikannya. Tahu, Nazam akan menelepon.
Namun, dia cukup kecewa setelah melihat riwayat panggilan yang telat masuk itu hanya menampilkan satu nomor saja, itu pun nomor orang asing.
"Aku tahu itu kamu, Mas. Tapi aku enggak sangka perjuangan kamu cuma sampai satu panggilan doang. Dasar cowok hidung belang! Mantan udah enggak ada aja masih disayang-sayang, diperhatikan, uh sebel," gerundel Sofia tak tertahan.
Ingin hati mengamuk dan menampar Nazam, sayangnya itu hanya nafsu yang tak tersampaikan. Jangankan mampu menyiksa fisiknya, baru menatap matanya saja dia sudah terluka duluan.
Apes. Begitulah kalau cinta setengah edan. Sedang diselimuti kemarahan pun, tetap tak bisa meluapkan emosi sampai sekasar itu. Tak tega.
Bunda.
Terbesit nama ibu yang telah melahirkannya, Sofia pun segera menelepon. Bertanya, sedang apa kira-kira saat ini.