Ini sudah sangat malam sekali, tetapi Nazam masih belum terpejam barang sebentar. Lengannya masih menjadi bantal kepala sang istri yang telah terlelap lebih dulu.
Sofia menangis sejak tadi, dan berakhir ketiduran seperti yang pernah terjadi.
"Istri kesayanganku ini sangat manis sekali kalau lagi khawatir," gumamnya seraya mengusap pelan pucuk rambutnya. Lantas, tak lama menciumnya.
"Aduh, berapa lama aku dalam posisi ini? Rasanya lenganku kebas bukan main," keluh Nazam tak lama setelahnya.
Dia mencoba melepaskan diri dari Sofia, untungnya wanita itu tak sampai terbangun.
Ditatapnya cukup lama, wajah jelitanya dengan berjuta rasa haru luar biasa. Karena istrinya sudah berhasil mewujudkan impiannya untuk mendapat momongan.
Entahlah. Rasa hati Nazam bagai diaduk-aduk sekarang. Antara takut, bahagia, dan juga khawatir. Semua menjadi satu dan ini sungguh menyesakkan dadanya.
Nazam memilih memunggungi Sofia, menangis tanpa alasan.