Wajah Nazam sudah beku bagai es, tetapi Mulyo telat menyadarinya. Dan ketika dia sadar betul bos yang ditertawakan barusan olehnya itu berdiri tepat di sampingnya, Mulyo kaget.
"ASTAGA! BAPAAAK!" teriaknya kontan berdiri. Ponsel yang sedang dia pegangi langsung disimpan di atas meja.
Gelagapan. Muka setampan pesepak bola itu mulai pucat.
"Bapak, bapak. Emangnya aku ini bapakmu?" berang Nazam dengan menatap sinis. Dia sangat kesal karenaa ternyata Mulyo tak sebaik yang ia pikir. Dia tetap menertawakannya di belakang.
"Ma-maaf, Pak. Saya kaget." Mulyo menunduk dalam. Lihatlah betapa tegang dirinya kini.
"Maaf, maaf. Setelah ketahuan olehku, kamu baru sadar dan minta maaf? Tega nian kamu Mul. Padahal aku sudah anggap kamu teman, tapi ternyata sama saja. Menertawakanku diam-diam," rajuk Nazam kecewa. Dia menyandarkan diri ke dinding lesu.
Sekali lagi Mulyo hanya bisa meminta maaf. Dia sungguh tak bermaksud apa pun. Hanya melihat vidio itu sebelum akhirnya dia hapus.