Tak ada alasan lain bagi Sofia untuk tidak mengampuni kesalahan Ify. Dia memaafkannya, meski tak berjanji akan memaafkan sepenuh hati.
"Aku akan memaafkanmu pelan-pelan tapi. Karena kamu tahu, segala sesuatu itu butuh proses," ucap Sofia menunjukkan senyum bulan sabitnya yang melengkung indah.
Ify menyambut dengan senyum tak kalah indah. Meski wajahnya kini berhias air mata, tetapi raut bahagianya tergurat jelas.
"Terima kasih, Sofia." Hanya kalimat itu yang bisa dia katakan. Karena dia tak memiliki kalimat lain yang dirasa pas untuk mengungkapkan betapa ia merasa bersalahnya dan lega karena Sofia bersedia untuk memaafkannya.
"Tidak usah bilang terima kasih terus. Telingaku rasanya mau pecah."
Sofia mengakhiri kalimatnya dengan tawa renyah.
"Hapus air matamu. Nanti aku disangka membully kamu," titah Sofia kemudian.
Spontan Ify menghapusnya segera. Tersenyum sumir.