Rasa tak bisa dipaksa. Jadi, pilihannya hanya dua. Tinggalkan atau relakan. Sama-sama melepaskan.
***
Sofia termenung menatap Ify yang asyik menyantap makanannya. Seusai menghabiskan waktu berjam-jam sampai dia mengeluh sakit pinggang, akhirnya Sofia mengajak Ify untuk beristirahat. Makan bersama.
Dalam diamnya menatap wanita malang itu, Sofia teringat dengan Naran. Lelaki itu memberinya ucapan selamat tinggal untuknya sebelum persidangan perceraiannya tiba.
"Sofia, ada yang mau kusampaikan padamu. Dan mungkin ini akan menjadi obrolan terakhir kita. Kuharap kamu jangan menolaknya. Karena aku sungguh tak akan mengganggu kamu dan kehidupan kamu lagi," ucapnya kala itu.
Sofia awalnya ragu untuk ikut, tetapi melihat kesungguhan di matanya, akhirnya dia mau juga.
Mereka bicara di luar kantor pengadilan agama. Karena menurut Naran, hanya di luar lah tempat yang pas baginya untuk bicara serius.