Sebelum kedatangan ibu Sofia dan kakaknya. Naran menghela napas berat kala pintu ditutup dengan keras tepat di depan wajahnya.
"Sebegitu bencinya padaku, ya? Sampai menolak mentah-mentah."
Naran membayangkan masa lalu yang terasa manis. Dan dia baru menyadari telah kehilangan momen indah itu karena kebiasaan bodohnya. Yaitu mabuk.
"Aku salah, Sofia. Tapi apakah tak ada sedikit pun kesempatan untukku agar bisa memperbaikinya?" gumamnya bertanya.
Naran memilih untuk menyerah hari ini, tetapi tidak untuk besok-besoknya. Ia akan kembali untuk merebut hati Sofia lagi. Masa bodoh dengan kehadiran Nazam. Dia akan tetap ngeyel. Akan kembali mengejar cinta Sofia.