Speechless. Sofia tak mampu berkata-kata untuk sementara setelah Naran mencegahnya untuk pergi.
"Plis, ada yang mau aku sampaikan. Dan ini sangat penting," bujuk Naran sekali lagi. Masih dengan tatapan sama.
Sofia berdecih. Membuang muka ke lain arah.
"Seperti yang kamu tahu, suamiku tak ada. Dan aku akan sangat merasa bersalah padanya karena menemui laki-laki lain di saat dia tak ada di rumah. Aku tak peduli seberapa pentingnya itu, aku tak bisa."
Sofia segera mundur dan kembali hendak menutup pintu.
Namun lihatlah apa yang Naran lakukan. Tangannya refleks menahan pintu, ia tak akan pernah rela diabaikan begitu saja.
"Plis, jangan abaikan aku. Aku sangat menyesal dan sangat rindu. Kamu kira aku tidak berpikir dulu sebelum datang ke sini? Tentu saja aku berpikir berkali-kali. Jadi kumohon dengarkan aku sekali ini Sofia. Aku masih mencintai kamu, aku berharap kamu mau kembali padaku. Tolong pikirkan kita sekali lagi."