Mati-matian Sofia menahan senyum. Rasanya sangat bahagia saja pagi ini. Suasana hatinya memang akhir-akhir ini mudah sekali berubah. Hal kecil yang disebabkan oleh Nazam saja rasanya membuat amarahnya ingin meledak saat itu juga.
"Aku masakin sarapan beneran mau nggak?" tawar Nazam.
Saat ini mereka masih duduk di ranjang. Baru saja selesai melahap sepotong roti bagian masing-masing. Tapi rasanya masih lapar. Susu yang baru saja mereka minum pun tak habis semuanya.
Sofia berdecak pelan. Laki-laki memang sepertinya sama saja. Seharusnya Nazam langsung masak, bukan malah menawari. Kalau memang niat, kan harusnya seperti itu.
Lelaki itu bertanya seraya membenarkan posisi gelas di nampan untuk dibawa lagi ke dapur. Jadi tak menyadari bagaimana perubahan raut wajah Sofia yang mulai garang.
Hingga dalam waktu sepersekian detik, kepalanya sedikit tengadah. Tentu saja ia langsung disuguhi ekspresi Sofia yang tak bersahabat.