Melihat gelagat Mulyo yang seperti merasa keberatan, Nazam menilik lelaki itu datar.
"Kenapa? Kamu nggak mau?" tanyanya setelah bisa menyimpulkan bahwa Mulyo memang merasa keberatan. Nazam menaikkan sebelah alis.
Karena kalau dipikir lagi, tentu saja siapa pun akan keberatan. Mencari seseorang hanya dengan berbekal aroma parfum yang bahkan dia sendiri tak tahu itu sepertinya akan mustahil.
Bukannya menjawab, Mulyo malah terdiam. Ia benar-benar merasa bingung harus menjawab apa. Kalau menolak, itu hanya akan menimbulkan bencana. Sementara kalau menerima tugas itu pun dirinya sendiri yang akan kesulitan.
"Sa-saya setuju," gumam Mulyo meski sedikit merasa ragu-ragu.
"Kalau bisa, kamu harus menemukan orang itu dalam waktu cepat," imbuh Nazam lagi. Tak memikirkan bagaimana Mulyo yang saat ini tengah mengumpulkan kesabarannya.
Menarik napas panjang, Mulyo hendak berbicara. Tak setuju kalau tugasnya malah lebih dipersulit begini.