180
Lalu lalang kendaraan bermotor tampak cukup padat saat Ferdy keluar dari bandara. Seperti janjinya pada sang ayah, ia pun memutuskan untuk benar-benar pulang.
Padahal rasanya tinggal di negeri orang lain masih membuatnya betah hingga tak ada pikiran untuk kembali ke negara sendiri dalam waktu dekat. Apalagi saat usaha rintisannya sedang berjalan menuju jenjang yang lebih baik.
Namun, permintaan ayahnya seolah tak bisa ditolak cuma-cuma. Jadi, di sinilah ia berada sekarang. Indonesia. Meski awalnya tak berniat pulang, tetapi setelah tiba di tanah kelahiran rasanya cukup menyenangkan.
Karena kalau boleh jujur, ia juga rindu negerinya sendiri. Aromanya, kesibukannya, juga kenangan-kenangan yang ia tinggalkan cukup lama. Meski pada akhirnya ia harus kembali ingat pada satu hal yang membuatnya tak nyaman sampai-sampai harus pergi.
"Hay, Indonesia. I hope you make me happy," gumam Ferdy seraya menepuk pelan gagang kopernya.