Davin sedikit geregetan pada istrinya. Bisa-bisanya wanita itu masih membela Naran. Sudah jelas anaknya yang satu ini hanya membuat masalah di mana-mana. Ia sangat heran.
"Sial, anak itu memang pembawa sial! Kalau saja istriku tidak kekeh, sudah kuhempaskan dia sejauh mungkin."
Lelaki ini mulai menggila. Meremas rambutnya sekencangnya. Memikirkan tentang betapa bodoh Naran, rasanya kepala sudan mau pecah.
"Proyek sedang berjalan, tetapi tak ada lagi yang membantuku. Selain Naran, aku tak bisa mempercayai sembarang orang."
Davin memijat kepalanya yang tetiba pusing. Tanpa berhenti memikirkan proyeknya. Proyek hasil curian itu.
"Keluarga Sofia tak menuntut dan membiarkan semua mengalir begitu saja seperti tak ada apa-apa, artinya aku tak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini, kan? Sial benar, di saat terpentingnya, Naran malah berubah jadi orang tak waras yang setiap saat mabuk di mana saja. Sudah tak bisa diatur!"