Entah ada apa dengan Nazam, tetapi kelakuannya mampu membuat Sofia sungguh merasa geregetan.
Lihat saja sekarang. Setelah wanita itu memperbolehkannya menyimpan surat kontrak itu, eh malah jingkrak-jingkrak macam anak kecil yang baru saja diberi permen.
"Makasih Sayang. Peluk dulu, peluk dulu."
Bahkan Nazam memeluk mesra istrinya. Dengan penuh kehati-hatian mengelus pucuk kepala hingga punggungnya.
"Istriku yang baik. Terima kasih karena kamu bisa bertahan dari rasa rindu yang menyesakkan itu. Aku tahu kamu perempuan kuat. Dan ayah juga di sana tahu itu. Jadi, sekarang mari hidup dengan lebih baik lagi agar ayah bahagia."
Ah, akhirnya Sofia mengerti mengapa suaminya melakukan ini. Diam-diam bibirnya pun menyinggingkan senyum ketika Nazam masih asyik mengelusnya lembut.