Pernah Naran berpikir bahwa semua kesialan yang terjadi dalam hidupnya adalah murni dari kebodohannya sendiri. Setiap malam ketika dia ingat Sofia, dosa yang dilakukannya terus terngiang di rongga otaknya. Menyiksa.
Tanpa siapa pun tahu, lelaki itu terus menyesali apa yang terjadi. Kesalahn yang telah dia perbuat. Kesalahan yang telah menghancurkan hidupnya sendiri.
Tak pernah sekali pun berpikir bahwa Ify telah menjebaknya. Sungguh.
'Aku selalu melihat sisi baiknya. Wanita lugu dan pintar. Sebenarnya aku sedikit kagum dengan prestasi-prestasi yang selalu dia dapatkan di masa SMA, bahkan kuliah. Aku tahu semua kelebihannya, dari Sofia. Dan kupikir dia adalah wanita idaman para pria, tentu saja selain diriku karena aku sudah memiliki Sofia dalam hidupku.'
Naran melamun di rumah temannya yang bernama Rio. Dia tak bisa menghentikan bayangan masa lalu yang indah itu. Tentang hubungannya dengan Sofia. Juga kedekatan wajarnya dengan Ify sebagai sahabat pacarnya.