Inilah akhirnya. Bangkai yang selalu berusaha ditutupi, akhirnya tercium juga. Rahasia yang mati-matian dijaga, akhirnya terbongkar juga.
Naran Marah. Dia pergi.
Namun, Ify tak akan membiarkannya begitu saja. Dia segera berlari keluar untuk menyusulnya dengan menaiki taksi.
Tak tanggung-tanggung, Ify menyuruh sopir taksi untuk mengebut, bahkan membanting stir kala telah berhasil mendahului mobil Naran. Menghalangi mobil Naran.
"Sialan! Siapa itu!" umpat Naran seraya menekan klakson keras.
Namun, matanya menyipit ketika melihat siapa yang keluar dari dalam taksi.
Ify. Nama itu langsung memenuhi rongga otaknya. Dan dia semakin kesal. Langsung membuka sabuk pengaman dan turun dari mobil.
"Naran ...." Ify langsung memburunya, memeluk tubuh Naran tanpa tahu malu.
Kontan Naran melepas pelukan itu. Dia sangat tak suka dengan sikap Ify yang agresif seperti ini.