Pagi-pagi sekali Sofia sudah selesai membantu dua asistennya masak. Mungkin kondisi hati ibunya masih buruk, sehingga wanita yang ia tahu rajin masak itu belum lagi turun ke dapur sejak ayah mereka terjerat kasus menyialkan itu.
Ibunya turun terburu-buru. Disusul dengan Nazam yang sudah siap dengan seragam kantornya yang telah rapih.
"Awali pagi dengan gembira, ya, Bun. Gitu kalau kata mas-ku," ucap Sofia menyambut kedatangannya. Sofia mencium pipi ibu tercinta, lantas memberi senyuman terbaik yang ia punya.
Ibunya tersenyum. Benar apa yang Sofia ucapkan. Meski hati kosong separuh, tetapi dia tak boleh terus menerus murung. Lagipula ia hanya perlu bertahan 3 tahun saja. Pasti bisa melewatinya.
"Mas-mu ini enggak dicium juga?" seloroh Nazam.
Kontan saja Sofia melotot tajam. Bisa-bisanya lelaki itu bicara begitu di hadapan ibu serta dua ART. Sungguh, pagi yang sial dan memalukan.
Dua ART dan ibunya tertawa renyah. Senang betul melihat keusilan Nazam di pagi hari.