'Begitu tega Ify padaku. Setidaknya, jika dia tak merasakan apa yang kurasakan padanya, janganlah sampai menghancurkanku hingga berkeping begini. Andai aku tahu rasa ini hanya akan berbalas kesakitan dan kepedihan, aku tak akan membuka hatiku untuknya. Aku bodoh, menganggapnya sebagai gadis lugu dan baik hati, nyatanya ....'
Beno tak berani lagi melanjutkan kalimatnya. Sebab, itu hanya akan membuatnya tambah terluka. Intinya, dia telah tersadar bahwa cinta bertepuk sebelah tangannya itu memang tak layak untuk dipertahankan. Yang harus dia lakukan sekarang adalah membuangnya, melemparkan rasa itu, menghempaskannya jauh-jauh dari hidupnya. Dari hatinya.
Beno kembali menanamkan benci di hatinya. Bahkan kali ini rasa itu sangat besar.
Sekencangnya ia melajukan kendaraannya menuju ke perusahaan Davin. Lelaki yang pernah akan menjadi besan keluarganya.
"Sial, Ify tak juga mau buka mulut soal alasannya. Kenapa dia melakukannya. Tak mungkin tanpa alasan, bukan?"