"Jika bukan kamu yang melaporkan ayahku, lantas siapa? Jangan-jangan ayahnya Naran?"
Diamnya Ify dianggap jawaban 'Ya' oleh Beno. Dan lagi-lagi ia dibuat tahu seberapa dalam lagi busuknya seorang Ify yang ia kagumi dan ia percaya.
"Kenapa kamu tega melakukannya, Fy? Aku selalu berpikir kamu adalah wanita baik-baik selama ini," lirih Beno masih tak percaya dengan apa yang baru saja ia ketahui.
"Tak kusangka kamu mampu menusuk kami dari belakang begini. Mengkhianati kami dan menghancurkan kami tanpa ragu."
Beno geleng-geleng kepala, akhirnya tahu tentang Ify yang bertopeng dua, atau banyak? Beno masih tak tahu apakah masih ada kebusukan lain dari dalam diri Ify. Dan dirinya sungguh kecewa.
Bahkan saking kecewanya, ia sudah tak bisa lagi meninggikan nada suaranya.
"Semua orang punya sisi jahat, Bang. Abang juga punya."
Coba lihatlah betapa beraninya wanita itu berkata demikian. Berlindung dari kalimat tersebut.
Beno mulai jengah. Dia menautkan alisnya.