Pagi yang dianggap sebagai pagi terindah dalam hidup Beno pun seketika berubah menjadi pagi terburuk sepanjang hidupnya.
"Apa?!" kagetnya dengan suara lemas. Mengetahui jika keluarga Davin melaksanakan proyek yang sama dengannya, bahkan ada di lokasi sama, membuat jantung Beno serasa dihentak kuat-kuat.
Dia merasa nyeri dan sesak.
"Bagaimana bisa?" Matanya memancar penuh tanya. Berusaha mencari jawaban di bola mata orang kepercayaan ayahnya.
Lelaki sedikit tua itu menggeleng. Sama tak mengerti. Yang ia tahu, ayah Beno telah merencanakan hal ini hampir setahun lamanya, tak mungkin tiba-tiba ada orang yang menyamai idenya itu, bahkan ini persis sama. Tak ada satu hal pun beda.
Beno merasa dunianya seperti runtuh seketika. Menara harapan yang sudah terbangun tinggi itu hancur berkeping kala mengetahui fakta ini. Dia menjatuhkan diri ke kursi kerja dengan kerasnya, untung tak sampai terjatuh ke bawah.