Malam tak pernah bosan untuk terus menyapa. Menyambut hangat sekeluarga yang kini berkumpul di meja makan.
Sofia masih saling diam dengan Beno. Dan hal ini membuat ibu mereka merasa bahwa pengorbanannya pagi tadi untuk mengalah hanyalah kesia-siaan belaka. Nyatanya cara yang ia lakukan tak juga membuat dua bersaudara ini kembali akur.
"Anak-anak, bagaimana kondisi ayah kalian? Mama sangat khawatir dan selalu kepikiran," tanyanya berusaha membunuh keheningan.
Akhirnya, bunda Sofia bisa juga menanyakan perihal kondisi sang suami pada anak-anaknya. Seharian ia menyibukkan diri di luaran demi bisa mengalihkan diri agar tak terlalu merasa sedih karena terpaksa menunda waktu untuk menemui suaminya.
Mata culas Sofia mendelik sekilas pada Beno. Dan laki-laki itu pun membalasnya dengan memutar bola mata. Kemudian membuang muka dengan angkuhnya.
"Ayah ...."
"Bunda akan tahu kalau datang," pungkas Beno dingin. Dia memotong ucapan Sofia bahkan ketika wanita itu baru mengucapkan satu kata.