Kimberly mengernyitkan dahinya, dia mulai tersadar, namun sayangnya Alvin melihatnya. Dan segera pria itu membungkam mulut Kimberly dengan sapu tangannya.
Obat bius yang ada di sapu tangan itu, membuat Kimberly kembali pingsan.
"Belum saatnya untuk sadar, Sayang!" kata Alvin.
Pria itu masih fokus dengan kemudinya.
Sebenarnya dia masih bingung akan membawa Kimberly kemana. Dia belum memiliki tujuan. Bahkan penculikan ini adalah rencana yang muncul secara tiba-tiba.
Beruntung dia mendapatkan obat bius, hasil mencuri dari laboratorium Rumah Sakti Jiwa. Dan kemana pun ia pergi, ia selalu mebawanya untuk berjaga-jaga. Dan kini akhirnya, obat itu berguna juga.
"Apa aku bawa ke rumah saja, ya?"
"Eh, tapi kalau Ibu marah bagaimana?"
"Ah, masa bodo lah! Aku akan menaruh wanita ini di kamarku!"
Kali ini Alvin tak main-main lagi, niatnya benar-benar sudah bulat. Ia akan membalas Kimberly dengan cara yang kejih.
