"Drak, aku tidak bisa pergi ke Dunia Manusia, sebelum keberadaanku di sini genap 20 tahun lamanya.
20 tahun adalah waktu untuk membuat cermin penembus portal yang baru. Lalu bagaimana aku bisa ke sana, untuk mencari putraku?" tukas Pamela. Air mata wanita itu tak bisa berhenti. Terus menetes hingga wajahnya terlihat sembab.
Setiap mengingat tentang putranya, hatinya begitu perih. Bahkan lebih perih dari goresan pisau.
Rasa rindu bercampur khwatir benar-benar mengusik pikirannya.
"Pamela, soal itu aku juga tidak tahu caranya. Tapi untuk memastikan keberadaan putra kita, mungkin kau bisa bertanya kepada Ximena," usul Drak.
Sejenak Pamela pun terdiam. Lalu bibir wanita itu pun mulai tersenyum.
Ia seakan mendapatkan secercah harapan. Mungkin ini jalan satu-satunya untuk menemukan sang putra.
Entah mengapa ia baru terpikirkan hal ini, harusnya sejak kemarin.