"Kau menyebutku pria hebat? Hebat dari mananya, Ximena?" tanya Brandon, "aku tidak pernah melakukan apapun untukmu," ucapnya.
"Kau sudah melakukan banyak hal, Brandon. Bertahan dan selalu ada untukku, itu lebih dari cukup bagiku!" tegas Ximena. Ayo pulang, jangan mempersulit hal yang sebenarnya tidak sulit," kata Ximena.
Gadis itu mengecup mesra wajah Brandon.
Seketika Brandon pun luluh. Amarah itu mendadak sirna. Kecupan bibir Ximena membawa kesejukan pada hatinya.
Dan tentunya hal itu terasa seperti pemanadangan menyeramkan bagi Alvin.
Perasaan seorang pria lajang yang tidak laku-laku pun, mulai teriris.
Rasanya Alvin ingin menangis, sekencang-kencangnya. Namun pria itu terus menahannya. Dia bukan orang sepayah itu. Menurutnya.
Tapi aslinya memang payah dan lemah.
'Dasar, Orang-orang Tidak Tahu Diri!' bicara Alvin di dalam hati.
Pria itu memalingkan wajahnya. Dan berusaha agar tidak melihat apa yang ada di hadapannya.
