"Kenapa kamu ngomongnya kayak gitu!" tegur Meta dengan mata yang terbelalak sempurna.
"Soalnya waktu itu aku pernah mergokin Kak Aland bilang sendiri dan bayangan seorang laki-laki, Mi!" Meta semakin terkejut mendengar ucapan putrinya itu.
"Sayang, jangan ngaco ah, kakak kamu gak mungkin kayak gitu," ujar Meta.
"Makanya kita harus segera membuktikannya, Mi. Jangan sampai Kak Aland benar-benar kayak gitu," ujar Alana.
"Kamu benar, kita harus segera mencari cara," ucap Meta.
"Nanti aku pikirkan apa yang harus kita lakukan, Mi!" sahut Alana.
"Iya, Nak!" ucap Meta dengan senyuman yang mengembang.
"Tapi Mami tetap aja gak tenang mikirin omongan kamu tadi," ucap Meta.
"Semoga itu gak jadi kenyataan, Mi!" seru Alana.
"Semoga, Nak. Mami kembali ke kamar ya kamu jangan terus-terusan belajar sampai lupa waktu," ucap Meta.
"Iya, Mi!" Setelah itu Meta pun keluar dari kamar Alana.
"Gimana ya caranya?" lirih Alana.