"Annisa!" ujar Alea. Annisa pun segera keluar dari tempat persembunyiannya dan duduk di samping Alea.
"Maafin aku, Kak. Aku udah membuka luka lama di hati Kakak," ujar Annisa dengan tatapan sendunya.
"Enggak, kamu jangan merasa bersalah seperti ini lagipula aku yang memang belum bisa lepas dari bayang-bayang masa lalu," ucap Alea.
"Kakak pasti bisa melalui semuanya," ucap Rahma.
"Aku yakin suatu hari nanti Kakak akan bertemu dengan laki-laki yang sangat mencintai Kakak," ujar Annisa dengan senyuman yang mengembang.
"Aamiin," ucap Alea.
"Apa Kak Gavin marah juga sama aku?" tanya Annisa dengan suara lirih.
"Kayaknya enggak deh," sahut Alea.
"Beneran, Kak?" tanya Annisa lagi.
"Tapi dari tadi aku belum lihat Kak Gavin lagi, dia di mana, Kak?" tanya Rahma.
"Kayaknya dia udah pulang deh," sahut Alea.
"Terus Kakak pulangnya gimana?" tanya Annisa.
"Gampang, aku tinggal telpon adik aku aja biar dia ke sini," sahut Alea.