Semuanya terdiam memikirkan apa yang diucapkan oleh Bian. Menurut Ramdan saran pria muda itu cukup kuat untuk dipertimbangkan.
"Ya sudah kalau begitu kita adakan pertemuan dengan para petinggi perusahaan," ucap Ramdan.
"Om setuju?" tanya Bian.
"Ya Om setuju," sahut Ramdan.
"Baiklah Pa, besok kita adakan meeting Papa dan Om Farhan juga harus datang ke kantor," ucap Daffa.
"Bagaimana jika kita libatkan Arthur dan Alvaro juga, akan lebih bagus kita kita bekerja sama dengan perusahaan mereka," ucap Farhan.
"Ide bagus, Om!" sahut Daffa.
"Semuanya sudah sepakat jadi kalian tinggal atur jadwalnya," ucap Ramdan.
"Oke, Pa! Aku akan segera menghubungi Alvaro!" ucap Daffa.
"Pembicaraan selesai?" tanya Farhan.
"Iya Om," sahut Daffa.
"Di mana Raline?" tanya Farhan.
"Di kamar Om, dia masih tidur mungkin lelah," jawab Daffa.
"Hadeuh mentang-mentang di rumah sepi jam segini masih tidur," sindir Bian karena waktu memang sudah menunjukkan pukul tiga sore.