"Kamu masih marah, Sayang?" tanya Raline.
"Tergantung," jawab Daffa.
"Baiklah kalau begitu," ucap Raline lalu berbaring memunggungi Daffa.
Daffa pun kembali keluar dari kamar tanpa mengatakan apa-apa kepada Raline.
"Hmm dia beneran marah ternyata," gumam Raline lalu dia menyadarkan dirinya di tepi ranjang.
Padahal Daffa keluar kamar hanya ingin bicara dengan Ramdan untuk membahas tentang perusahaan. Alvaro sudah harus mengundurkan diri dari perusahaan mereka dan pindah ke perusahaan Arthur. Daffa ingin berdiskusi dengan Ramdan agar Bian juga ikut mengelola perusahaan mereka karena Daffa tidak mungkin mengelola perusahaan itu sendirian.
"Gimana, Pa?" tanya Daffa yang kini masih bicara dengan Ramdan di ruang kerjanya.
"Nanti bisa kita bicarakan sama om kamu dan Bian," jawab Ramdan.
"Aku ingin secepatnya Pa, karena beberapa bulan lagi Alvaro benar-benar keluar dari perusahaan kita," ucap Daffa.
"Iya kita bisa atur nanti," ucap Ramdan.