Destyna masih duduk termenung di ranjang tanpa berkata apa pun. Dia hanya menatap kosong ke arah para pelayan yang sedang memberesi semua keperluannya. Destyna tidak akan pernah menyangka bahwa dia akan mendapatkan hukuman seperti ini. Dia tahu bahwa sang ayah masih memiliki hati untuknya. Hanya saja dirinya tetap tidak terima karena mendapatkan hukuman.
Di masa lalu, Destyna sesekali membuat masalah yang cukup berat. Namun Tuhan Gustom selalu berdiri di sekitarnya. Sayangnya sekarang hal itu tidak akan terjadi lagi. Destyna tahu bahwa para tertua sudah mulai merongrong ayahnya itu. Seolah-olah semua keturunan sang ayah benar-benar tidak bisa diharapkan.
"Bawa saja yang perlu di bawa," perintah Destyna.