Lucia memandang ke arah Destyna Smoke dengan pandangan datar. Wanita di depannya ini tidak pernah bisa dihubungi setelah Lucia mendapatkan masalah. Atau mungkin lebih tepatnya ketika Lucia sudah berhasil menyingkirkan dua orang yang Destyna inginkan. Hal ini membuat Lucia merasa sangat marah. Bagi Lucia, apa yang dilakukan oleh destina benar-benar membuatnya sakit hati. Ini mirip dengan peribahasa yang berbunyi habis manis sepah dibuang.
Lucia bahkan menyadari bahwa Destyna benar-benar ingin merobohkan jembatan setelah menyeberangi sungai. Yang mana ingin membuat Lucia mempertanggung jawabkan semua hal ini sendirian. Apa lagi saat kondisi keluarga seperti sekarang ini, Lucia tidak memiliki kekuatan untuk mencari kambing hitam lainnya.
"Ada apa kamu memintaku untuk menemuimu?" tanya Lucia. Wajahnya terlihat sangat datar. Seolah-olah tidak ada hal yang menarik saat bertemu dengan Destyna.