Nyonya Danise menatap ke arah Destyna yang baru saja kembali dengan mata penuh air mata. Yang mana air mata itu bahkan sudah mengalir di pipinya. Wanita paruh baya itu sangat takut jika dia mungkin akan kehilangan anak perempuannya ini. Meski dia memiliki lebih dari satu anak perempuan, hanya Destyna yang benar benar bisa di banggakan. Dan hanya Destyna saja yang selalu memperhatikan Nyonya Danise dengan penuh perhatian.
"Mommy sangat khawatir!" rengek Nyonya Danise.
"Destyna baik baik saja. Tidak perlu menangis lagi," bujuk Destyna.
"Biarkan dia membersihkan diri terlebih dahulu. Jangan kamu malah peluk peluk begitu. Destyna pasti juga ngerasa lengket dan gerah," ucap Tuan Gustom.
Mendengar ucapan dari sang suami, Nyonya Danise akhirnya melepaskan pelukannya. Namun, dia masih mengikuti Destyna ke kamarnya. Destyna sendiri tidak mengatakan apa pun dan membiarkan Nyonya Danise mengikuti.