Rey membawa putranya ke kamar. Ia melihat istrinya yang sejak tadi sore masih tidur. Wanita itu bahkan tidak makan malam bersama dengan keluarga mereka karena kelelahan.
Seperti biasanya, Reyhan akan dijadikan alarm untuk membangunkan istrinya. Rey menurunkan tubuh Reyhan di ranjang tidur mereka.
Reyhan melihat mamanya sambil tertawa, sebelah tangannya terulur untuk menyentuh bibir Ariela yang berwarna merah itu.
Ariela mulai terasa terusik, ia berasa ada yang menusuk bibirnya. Kedua matanya perlahan-lahan mulai ia buka dan Ariela langsung melihat anak lelakinya.
"Eumm, ternyata kamu. Kukunya tajam sekali, belum dipotong ya?" ucap Ariela dengan wajah khas bangun tidur.
Reyhan tertawa, kedua tangan kecilnya mulai memukul wajah Ariela yang masih ingin memejamkan kedua matanya.
Ariela tertawa. Walau ia masih mengantuk, Ariela mencoba untuk membuka kedua matanya.
"Bangun sayang, aku sudah siapkan makan malam untuk kamu."