Ariela sedang berada di kamarnya. Ia sedang duduk di atas ranjang tidurnya sambil menonton televisi. Hari ini, Ariela merasa cukup lelah. Ia merasa sungguh bahagia karena banyak cinta yang datang kepadanya hari ini.
Bahagia yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Betapa bersyukurnya ia atas apa yang sudah dilakukannya ini sungguh tidak membuatnya menyesal. Keluarga yang hampir terpecah bisa menjadi satu kembali.
Rey masuk sambil membawakan segelas susu untuk istrinya.
"Kamu belum tidur, Sayang?"
Ariela menggelengkan kepalanya. "Aku tidak bisa tidur. Rey, ini bukan mimpi kan? Aku merasa takut jika ini adalah sebuah mimpi yang selalu aku impikan."
"Bukan mimpi, semua memang sudah berubah. Aku juga berharap kalau Mama benar-benar tulus mencintai kamu."
Ariela melihat susu yang selalu menjadi musuhnya. "Rey, apa aku harus selalu berhadapan dengan minuman ini?"
Rey mengangguk lalu memberikannya ke istrinya. "Biar kamu kuat."
Ariela tertawa. "Kau pikir aku Reyhan?"