Lena dan Frans masih berada di taman. Keduanya sedang bergulat dalam hati. Lena masih memikirkan apa yang harus dilakukannya. Memang, ia mencintai pria yang sudah mengajaknya menikah. Tapi hati Lena merasa takut untuk bangkit dan maju.
"Eummm Len, ayo kita pergi dari sini. Aku akan ajak kamu sarapan. Kamu pasti belum makan kan?"
Frans tidak tahu harus apa, dari pada berdiam diri di tempat yang panas ini. Lebih baik jika mengajak calon istrinya ke tempat lain saja.
Lena membuyarkan lamunannya. "Tapi soal—"
"Tidak apa-apa. Aku sudah bicara dengan Rey soal pernikahan ini. Kamu tinggal bicara ke mereka saja bagaimana keputusan kamu. Aku tahu kalau sejak awal aku salah. Tapi keputusan aku sudah bulat. Aku akan tetap mengajak kamu menikah, diterima atau tidaknya. Aku akan tetap menikah dengan kamu."
"Hah? Itu sama saja pemaksaan dong?" ucap Lena sambil mengejar Frans yang sudah jalan lebih dulu.
"Frans, kok diam saja? malah melarikan diri lagi!"