Beberapa hari sudah Ariela berada di Pulau bersama dengan suami serta Frans dan Lena yang kini sudah menjadi teman untuk Ariela.
Ariela sedang duduk di tepi ranjang sambil mengerucutkan bibirnya. Wanita yang sedang hamil itu terlihat sangat sedih. Rey yang baru saja datang langsung mengernyitkan dahinya saat melihat wajah istrinya yang terlihat sangat jelek sekali.
"Kamu kenapa?"
"Tidak apa-apa, hanya sedih saja karena liburan di Pulau ini harus berakhir."
Rey tersenyum lalu pria itu duduk di samping istrinya. "Tidak apa-apa, bukankah setelah ini kamu ingin bertemu dengan Oppa-oppa tampan di Korea."
Ariela mengangkat wajahnya untuk melihat suaminya. "Iya sih, hanya saja tinggal di sini sangat nyaman. Tidak ada orang yang akan mengusik kehidupan kita. Tapi tidak enaknya, memang jauh dari mana-mana dan kalau sampai terjadi sesuatu di sini juga tidak akan ada yang akan menolong kita."