Ariela membelalakan kedua matanya saat melihat suaminya sudah mulai bertingkah.
"Ini, kamu minum kopi dan mandi sana."
Rey mengambil cangkir kopinya. Ia menghirupnya lalu menyesapnya perlahan-lahan. Rasa manisnya yang pas membuat Rey selalu jatuh cinta dengan kopi buatan wanitanya itu.
"Kopi kamu sangat enak."
"Berhentilah memujiku. Kau itu menyebalkan sekali, Rey."
"Biasanya, wanita itu suka dipuji. Kenapa kamu enggak?"
"Tidak mau, aku tidak suka dipuji karena aku takut semakin tinggi dan aku akan lupa di mana daratan. Aku hanya ingin menjadi apa adanya."
Rey tersenyum. Ia berdiri lalu memeluk istrinya. "Aku jadi semakin sayang sama kamu."
"Rey lepasin, nanti ada yang melihatnya lho."
"Siapa yang berani melihat?"
"Astaga, jauhkan aku dari pemandangan kotor ini. Aku bisa menjadi rusak kalau melihat mereka bermesraan di tempat umum seperti ini," ucap Lena.
Rey menggelengkan kepalanya. "Siapa suruh kamu ke dapur?" sahut Rey.
