Berakhir sudah liburan yang Rey dan Ariela lakukan. Keduanya sudah sangat puas untuk menikmati kota indah ini. Walau singkat, Ariela senang saat bisa mengunjungi berbagai tempat wisata indah terbaik di tempat ini.
Hal yang paling membuat Ariela merasa tersentuh adalah suaminya. Pria itu selalu saja menemaninya dalam situasi apa pun. Bahkan Rey tidak lagi membahas kedua orang tuanya yang jelas-jelas ada di kota ini.
"Ariela ..., apa sudah tidak ada yang tertinggal lagi?"
"Mmm, ada."
Rey menaikkan sebelah alisnya saat ia melihat wanitanya sedang merapikan penampilannya. Rey memindahkan koper yang ada di atas ranjang tidurnya ke dekat pintu lalu pria itu mendekati istrinya.
"Apa lagi yang tertinggal? Biar aku rapikan semuanya."
Ariela tersipu malu. Belakangan ini kelakuan yang ia lakukan sungguh membuat Rey menggelengkan kepalanya. Tapi, biar bagaimanapun juga, Rey sangat suka dengan sikap manja istrinya itu.
"Ariela, kenapa diam saja?"
"Masalahnya apa kamu bisa membawanya?"
