Rey menarik istrinya ke dalam dekapannya. Merasakan hangat yang selama ini tidak pernah ia dapatkan.
Ariela membiarkan suaminya melakukan apa yang diinginkannya. Wanita itu juga merasakan hal yang sama. Di dalam dekapan suaminya, Ariela bisa merasakan kehangatan.
"Ehheeemmmm."
Deheman seseorang membuat Ariela dan Rey sama-sama mengurai dekapannya.
"Ibu? Mengganggu saja!" sahut Ariela.
"Makanya kalau mau mesraan di rumah, bukan di tempat umum seperti ini!" ujar Elise sambil memberikan dua minuman untuk anak dan menantunya.
Ariela mengerucutkan bibirnya. Memang ia juga yang salah sebenarnya, tapi masa iya Ibu tidak ingin melihat anaknya senang, batin Ariela.
Ariela mengambilnya lalu meminumnya. Tenggorokkannya yang terasa kering kini sudah jauh lebih baik.
"Ibu, apa ada yang mau dibeli lagi? Jadi kapan rencana pembukaannya? Apa masih ada yang kurang?" tanya Rey.
"Kamu itu, kalau tanya satu-satu dong!" ucap Elise hingga membuat menantunya menggaruk belakang tengkuknya.