Chapter 33 - 33

Matthias akhirnya masuk ke dalam kamar dimana kini, Alexa duduk berbaring diatas ranjang bersama Pavel yang sudah memejamkan matanya. Perempuan itu menatap suaminya yang baru masuk, dia mendengar semua yang dikatakan kedua pria ini dan juga tangisan Beatrice.

"Kenapa kamu membiarkan alpha Draco bersikap seperti itu pada istrinya sendiri?" Tanya Alexa kepada suaminya yang bahkan hanya menatap kearah Pavel.

"Kenapa bocah itu belum juga tidur?" Balas Matthias bertanya pada istrinya.

Pavel yang ketahuan tengah berpura-pura tidur terkejut, Alexa bahkan sampai menunduk dan menepuk kembali punggung kecil itu.

"Jangan bertanya balik dan jawab pertanyaanku dulu!!" Alexa mendelik dengan kesal kemudian mencoba menjauhkan Pavel dari tubuhnya untuk memukul suaminya, tapi bocah itu bangun dan berkata lirih.

"Jangan pergi, temani aku..."

"Heh, kau bocah sialan. Jangan memonopoli pelukan istriku, aku masih baik membiarkan dia memelukmu saat ini karena kondisimu!!"

"Matthias!!" Alexa memanggil suaminya memperingati, tapi Pavel tidak takut.

Dia mengenal alpha Matthias sekarang, kalau sikap defensifnya kali ini karena cemburu istrinya memerhatikan orang lain. Tapi dia juga ingin mendapatkan perhatian Matthias, setelah kehilangan orang tuanya, sudah lama dia tidak tidur dengan tenang dalam pelukan seseorang.

"Alpha Matthias... bisakah kau tidur disini bersamaku?"Pinta Pavel kepada sang alpha yang tiba-tiba terdiam terkejut.

Suara lemah itu, dan wajah cantik Pavel yang menipu merayu Matthias agar berhenti marah-marah dan menuruti keinginannya. Pria itu hanya melihat, tetapi kemudian Alexa pun menatap Matthias dengan pandangan memohon. Kedua matanya membesar dan itu terlihat sangat menggemaskan, Matthias pada akhirnya mendesah dan berjalan ke sisi istrinya. Lebih tepatnya, mendorong dua orang itu agar memberi dia ruang di sisi Alexa.

"Kenapa kamu disini, pergi ke sisi lainnya!!"

"Disini atau tidak sama sekali!" Jawab Matthias menjawab protes istrinya.

Melihat itu, Pavel senang. Dia langsung memeluk tubuh Alexa sembari memeluk lengan Matthias juga, dia bisa tidur bersama seperti ini setelah sekian lama membuat perasaan melankolis muncul.

"Terima kasih banyak..." Pavel benar-benar berterima kasih, alpha dan luna yang baik.

Matthias diam tak membalas, sedangkan Alexa balas memeluk tubuh Pavel lebih erat lagi. ketiga orang itu akhirnya tertidur, Matthias menepuk punggung Pavel yang memeluk istrinya perlahan.

"Hah... jika sampai istriku hamil dan kami memiliki seorang anak, apakah hidupku akan seperti ini. Karena sepertinya, anakku akan memonopoli istriku lebih dari bocah sialan ini!!"

....

Ava benar-benar kelimpungan, setelah pulang dari investigasi bersama prajurit alpha Draco atas perintah alpha Matthias. Dia bertemu dengan seorang komandan prajurit dari dark pack tengah menatapnya, dia terlihat aneh karena terus menerus menatapnya.

Ava yang tidak begitu peka tak peduli, tapi berbeda dengan jenderal Akira. Pria itu benar-benar marah, saat malam tiba dan mereka kembali ke kamar masing-masing.

Awal mula dari pertikaian antar serigala jantan itu karena satu orang komandan dari pihak dark pack, pria brengsek itu dengan sialannya membobol kamar Ava dengan meminta kunci ganda kepada pelayan dengan sebuah ancaman.

Dia adalah prajurit perempuan dengan status jenderal, dan pria itu memang sudah sering dengan sengaja mengajaknya bicara.

Ada sosok pria yang tengah duduk di atas ranjangnya, itu bukan Akira. Tentu Ava langsung menjadi waspada, aromanya berbeda. Itu sangat bau dengan alkohol juga sebuah ramuan, itu mengganggunya juga.

"Apa yang kau lakukan disini?!!" Tanya Ava yang bersiap membuka pintu.

Tangannya memegang gagang pintu sambil masih menatap kearah pria yang berdiri dari duduknya, tubuh tinggi yang menyamai Akira. Tetapi lebih besar dari tubuh Akira, pria itu tiba-tiba saja melesat dan tepat berada di depannya.

Ava menelan ludahnya sambil menahan napas, pria ini kuat. Ava bukan tandingannya, pria ini setara dengan Akira dan jika dia berteriak. Mungkin saja tenggorokannya akan berlubang karena pisau yang pria itu tujukan padanya saat ini, napasnya memburu dan bau alkohol itu semakin kuat dapat dirasakan. Tapi ada bau yang lain, sangat samar menyatu dengan alkohol.

"Silakan berteriak, maka aku bisa bercinta dengan mayatmu disini!!" Ucapnya dengan begitu tenang.

Wajahnya menunduk dan bibirnya dengan sengaja mencium pipi Ava perlahan, bahkan lidahnya menjilat bagian telinga Ava dengan sengaja. Tenggorokan Ava menjadi kering seketika, dia tengah berpikir dengan cepat.

Telepati!!

'AKIRA TOLONG AKU!!'

SRAK.

Sebuah sayatan besar itu mengeluarkan darah dari lehernya, Ava menahan dirinya agar tidak membuat suara apapun atas rasa sakit yang dibuat pria didepannya. Luca nama pria ini, komandan tertinggi yang memegang prajurit. Tapi tingkahnya sangat sombong dan terlalu percaya diri, juga pria ini adalah pemain wanita yang kejam.

Ava sudah mendengar dari beberapa pelayan, pria ini menelantarkan istrinya, bermain dengan para pelacur dan seringkali tidur bersama istri para bangsawan yang ditinggalkan. Ava melihat kedua mata pria itu, dia menyeringai. Ada yang berbeda, taringnya keluar dan pria ini mendekat kearah lehernya.

Itu adalah tanda dimana Akira menggigitnya, jika sampai serigala jantan lainnya menggigit, maka Akira akan mendapatkan kesakitan dari tanda yang diklaim oleh pejantan lain.

"Jangan!!!"

BRAK!!

Sosok serigala abu-abu besar muncul menerjang pintu dan segera meloncat ke arah Luca, menggigit tepat di lehernya.

Grrrrr!!!

Suara serigala yang marah, sebelum kemudian menjadi dua serigala besar yang saling menggigit leher, mencakar wajah dan menjatuhkan satu sama lain. Kamarnya berantakan, dinding hancur karena terjangan kekuatan besar dua serigala jantan tengah bertengkar. Semua orang keluar dari kamar mereka, teriakan terdengar dari para pelayan yang sudah melihat Akira berlari dalam bentuk serigalanya.

"Akira!!" Ava berteriak saat melihat tubuh serigala Akira terpental jauh dan menembus tembok.

Ava berlari kesana, tetapi sosok serigala Akira yang bangkit segera menggeram ke arah Ava untuk menjauh.

GRRRR!!!!

Langkah kaki Ava berhenti, sebelum semua orang mencoba memanggilnya untuk menjauh dari pertengkaran dua serigala itu. Karena serigala putih Luca berlari ke arahnya dengan mata semerah darah.

"JENDERAL AVA!!"

Tentu tak ada yang berani mendekat, mereka hanya bisa berteriak memanggil. Nyawa mereka lebih berharga daripada menyelamatkan orang yang menceburkan dirinya sendiri dalam bahaya, seperti Ava.