Chereads / Bad Boy Vs Playgirl / Chapter 1 - 01. One Night Stand

Bad Boy Vs Playgirl

Alara1004
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 3.8k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - 01. One Night Stand

~Dari awal kita memang tidak mungkin~

...

Hiruk pikuk kota Chicago dimalam hari tak dihiraukan oleh Lynelle Ainsley, dengan brutalnya ia mencium Jay yang kala itu mengemudikan mobilnya dengan satu tangan sedangkan tangan yang lainnya ia gunakan untuk menahan tengkuknya.

"Oh Lyn, aku tidak tahan lagi. Sial!" Umpat Jay melepas ciuman mereka dan mulai merapikan bajunya yang terlihat kusut. Saat ini mereka dalam perjalanan menuju bar yang disewa Ben,untuk menghadiri pesta kecil-kecilan dalam rangka merayakan ulangtahunnya.

Lynelle, wanita itu hanya tertawa menanggapi.

"Kita tidak akan bisa melakukannya." ujarnya mengerling nakal pada Jay yang mencoba untuk terlihat fokus pada jalanan didepan sana.

"Wow Lyn, kau cukup nakal girl." balasnya mencium sekilas bibir wanita itu.

Tak sadar mereka telah sampai didepan bar yang dimaksud. Dengan cepat mereka keluar dari dalam mobil dan menghampiri sang tuan pesta yang telah menunggu kedatangan mereka.

"Ohh happy birthday my bro, apa aku terlambat?" tanyanya begitu melihat ke dalam bar yang disewa Ben sudah terisi dengan banyak orang.

Ben menepuk pundaknya pelan "Kau tepat waktu, jangan khawatir."

"Hei Jay, kau sangat tampan malam ini dude." ujar Ben beralih pada Jay.

Merasa tak ada lagi yang perlu dibicarakan dengan Ben, Lynelle pun masuk kedalam bar, bergabung bersama teman-temannya.

"Hey Lyn, kenapa kau sangat lama?" tanya Rose menawarkan segelas minuman padanya.

Lynelle mengedikan bahunya acuh "Aku terjebak kemacetan, kenapa? Kau merindukanku?"

"Oh Lyn, aku tidak bercanda. Aku serius."

"Aku juga, okay?" balas Lynelle sedikit kesal. Benar tadi ia terjebak dijalan, ya lebih tepatnya terjebak berciuman bersama Jay.

"Ya-ya. Jangan marah ok? " balas Rose cepat tak ingin mencari masalah dengan Lynelle.

"Apa kau datang sendiri? Tak ingin bergabung dengan kami?" sambung Rose seraya menunjuk kerumunan lelaki dan wanita disofa ujung ruangan.

"Aku datang bersama Jay. Tentu saja aku akan bergabung."

Segera Lynelle melangkahkan kakinya menuju kerumunan tersebut.

"Selamat malam tuan." coleknya pada seorang pria yang menghalangi jalannya sembari mengerling nakal.

Pria tersebut balas mengerling lalu mengikuti Lynelle, dan duduk disamping wanita itu.

Seakan telah mendapat mangsa, pria tersebut menarik pinggang Lynelle dan menciumnya kasar. Ayolah ia takkan membuang-buang kesempatan yang ada.

Sedangkan diluar ruangan Ben berdiri resah menatap kedatangan sahabatnya.

"Hey Ashton, Kenapa kau sangat lambat?" tanyanya kesal.

Ashton hanya menyeringai pelan "Sorry."

"Apakah pestanya sudah dimulai?" tanya Ashton mengikuti langkah Ben masuk kedalam bar yang disewa sahabatnya itu.

Ben mengumpat pelan. "Sh*t Ash, kalau bukan karena menunggumu aku pasti sudah memulainya sedari tadi."

Ashton hanya mengedikan bahunya tak peduli lalu bergabung bersama kelompoknya.

Semua teman-temannya telah datang,

Tidak ada lagi yang perlu ditunggu, dengan semangat Ben pun memulai pestanya.

Ya tidak seperti pesta anak kecil yang meniup lilin dan memotong kue, yang ada Ben meningkatkan volume musik dan mengeluarkan berbagai macam alkohol.

"Let's party guys, are you Ready?"

"Yeah!"

Teriakan heboh langsung mengelilinginya. Beberapa wanita dan pria telah bangkit dan meliuk-liukan tubuh mereka. Bahkan ada yang telah berciuman hampir naked di sudut ruangan.

Ashton hanya menatap itu semua dingin, tak berselera. Di teguknya alkoholnya dalam sekali tegukan. Ia menghargai Ben sebagai sahabat masa kecilnya, jika tidak saat ini pasti ia sedang bersama komplotannya.

Lain halnya dengan Lynelle, setelah berciuman dengan pria yang diketahui bernama Thomas tadi, saat ini ia mulai menggaet teman satu angkatannya, Niel. Hingga akhirnya mereka berciuman panas ditengah ruangan. Setelah puas, Lynelle pun melepas ciumannya dan tanpa kata ia mengambil segelas alkohol dari atas meja lalu mendudukan tubuhnya diatas sofa, disamping pria yang tak ia kenal.

Ashton menatap Lynelle sedikit risih, perihalnya kaki wanita itu terus menendang kecil kakinya.

"Maaf nona, apa kau waras? Sedari tadi kau terus menendang kakiku." tegur Ashton dingin.

Lynelle menyerngit. Apakah pria disampingnya secara tidak langsung mengatainya gila? Seakan tak terima dikatai gila, Lynelle berbalik menatap Ashton menantang. Dia, gila? Omong kosong apa lagi itu.

"Kenapa? Aku tidak sengaja, apa kau barusan mengataiku gila? Kau ingin mati?"

Ashton nyaris tertawa mendengar balasan wanita di depannya.

Hei dia pikir dia siapa? Bahkan Ashton bisa mematahkan tulangnya saat ini juga jika tak mengingat ini pesta sahabatnya.

"Aku tidak ingin mencari masalah denganmu jadi berhentilah, dan apa kau bilang? Dirimu tidak sengaja? katakan itu jika kau hanya melakukannya sekali." balas Ashton mencoba untuk tenang.

Lynelle tertawa mengejek, tersulut emosi Lynelle pun menarik kerah Ashton. Sedangkan Ashton hanya menatapnya menyeringai.

"Kau menyeringai? Ayo kita akhiri ini secara jantan."  geram Lynelle menatap Ashton nyalang.

Sedikit kasar Ashton menyingkirkan tangan Lynelle dari kerahnya.

"Aku tidak ingin berkelahi denganmu Nona. Jadi berhentilah, ini peringatan."

Lynelle kembali tertawa mencemooh "Kau tidak ingin berkelahi? katakan saja kau takut bung. Tck.. Kalau begitu ayo minum bersamaku dan kita lihat seberapa hebat dirimu dalam hal ini."

Ashton menatap wanita didepannya tak kalah mengejek. "Siapa takut?"

Lynelle semakin menyeringai senang.

"Guys!" teriaknya mengalihkan perhatian semua yang ada dalam ruangan.

"Aku dan Pria ini-" tunjuknya pada Ashton.

"Akan beradu minum. Jika kalian berada dipihakku bersoraklah dan kita lihat kekalahan pria ini." Lantangnya diikuti tawa teman-temannya terkecuali Rose dan Ben.

Rose menatap Lynelle terkejut lalu menarik tangan wanita itu pelan hingga berbalik kearahnya.

"Apa?" tanya Lynelle spontan.

"Kau masih waras kan Lyn? kau tahu dia siapa? Dia Ashton. Sekali lagi ASHTON ALMERO! Mahasiswa jurusan teknik yang terkenal bringas itu, dia diagung-agungkan sebagai penguasa kampus." beritahu Rose dengan penekanan dimana-mana.

Lynelle hanya menaikan alisnya "Lalu? Maaf, mengapa aku tak mengenalnya?" tanya Lynelle mencemooh beralih menatap Ashton lewat ujung matanya.

Rose nyaris saja berteriak "Kau tidak mengenalnya? Yah benar bagaimana bisa kau bisa mengenalnya jika kau terlalu sibuk dengan pria-priamu dan lagi pula dari jurusan kedokteran ku rasa hanya kau saja yang tak mengenalnya." Ujar Rose tak habis pikir.

"Sudahlah, kau membuang-buang waktuku. Aku harus beradu dengan pria itu. Ingat kau dipihakku."

"Ya terserah."

Ashton menatap jengah Lynelle yang sedari tadi berbicara dengan temannya. Ia sudah cukup bosan menunggu wanita itu didepan meja bartender dengan banyak pasang mata yang menatapnya.

"Jadi bagaimana? masih mau dilanjutkan?" tanyanya dingin begitu Lynelle kembali menghampirinya.

"Tentu, apa maksudmu?" balas Lynelle tak terima.

Dengan segera seorang pria berpakaian panas menuangkan sebotol alkohol digelas Lynelle dan Ashton.

Dikecupnya pelan pipi Lynelle "Good luck baby." bisiknya.

Lynelle mengerling nakal dan dengan cepat mencium bibir pria itu "Tentu."

Ashton hanya memutar matanya dan mulai meneguk minumannya.

Sorak-sorakan langsung terdengar begitu Lynelle juga ikut meminum alkohol yang berada didepannya. Terus seperti itu hingga entah berapa botol yang telah dihabiskan mereka.

"Tambahkan lagi -hik." ujar Lynelle setengah sadar, kepalanya sudah sangat pusing namun ia berusaha untuk bertahan. Berbeda dengan Ashton yang masih terlihat baik-baik saja dan menatapnya menyeringai.

Kejadian itu terus terulang hingga sudah terhitung lebih dari lima botol berjejer disamping gelas mereka. Saat ini keadaan bar sudah sangat sepi, entah sudah jam berapa sekarang. Lynelle sudah terlalu sangat pusing untuk melihatnya. Begitupun dengan Ashton, entah mengapa tubuhnya mulai sedikit oleng.

Ben menatap mereka frustasi, ini sudah jam setengah empat pagi dan mereka belum pulang. Oh sh*t! jika tidak ingat ini bar milik pamannya mungkin ia akan dilabrak keesokannya.

"Ashton? Lynelle? Are you ok, guys?" tanyanya mengguncang tubuh dua orang berbeda gender tersebut yang mulai terlihat linglung.

"Aku akan meninggalkan kalian berdua disini, kuncinya kutaruh diatas meja. Dan OH DAMN!" umpatnya tiba-tiba begitu melihat botol yang diteguk oleh Lynelle dan Ashton disaat-saat terakhir.

"Sudah kubilang, jangan sentuh botol yang bewarna merah. Sial! Aku tidak akan bertanggung jawab jika sesuatu terjadi antara kalian." umpatnya lalu bergegas pergi meninggalkan  Ashton dan Lynelle. Sudah diperingati sedari tadi jika alkohol dalam botol itu mengandung obat perangsang dan apa-apaan mereka? F*ck! umpat Ben tak habis-habis, ia hanya berharap sesuatu tidak akan terjadi.

Ashton membuka matanya perlahan, ia sudah sangat pusing sekarang namun entah mengapa disatu sisi tubuhnya tiba-tiba merasakan panas yang luar biasa. Dibukanya satu kancing atas kemejanya dan mengipasnya pelan menggunakan tangannya.

Lynelle menatap Ashton sayu, ia sungguh tidak punya tenaga sekarang dan bahkan ia tak tahu siapa yang menang.

Sret.. Tiba-tiba tangan Ashton tak sengaja menyentuh paha Lynelle ketika pria itu berusaha bangkit.

"Eunghh." desah Lynelle tanpa sadar lalu menahan tangan Ashton.

Dalam sisa kesadaran yang menipis Ashton menatap Lynelle bingung.

"Apa?" tanyanya.

Lynelle menggeleng pelan selang tak lama kembali mendesah. Ashton sedikit menyerngit namun cengkraman tangan Lynelle ditangannya entah kenapa membuatnya tiba-tiba merasa sangat panas dan sesuatu dalam dirinya sedikit bergejolak.

Larut dalam pikirannya hingga ia tak sadar Lynelle langsung menerjangnya dan menciumnya bringas. Ashton cukup terkejut dan hampir terjungkal kebelakang namun dengan cepat ia menahan tubuh Lynelle, seperti memeluknya.

Ashton tidak tahu apa yang terjadi saat ini hanya saja ia menginginkannya, sangat menginginkannya. Dibalasnya ciuman Lynelle tak kalah bringas.

"AKKKKHHH!" erang Lynelle. Entah mengapa ia ingin menangis sekarang namun itu tak berlangsung lama begitu bibirnya mendesah nikmat.

Diujung-ujung rasa mabuknya, Lynelle sedikit tersadar dan menatap Ashton sayu.

"Keparat!" umpatnya pelan.

...