Tanisha merasakan dirinya sedikit melega ketika sang dokter mengatakan kalau kondisi sang asisten beserta bayi yang tengah di kandungnya dalam keadaan baik baik saja.
Dirinya sontak rebahkan kepala di bahu sang suami, mereka duduk di bangku tunggu rumah sakit persisnya di depan ruangan tempat Ros di rawat, yang mana saat ini wanita itu masih belum sadarkan diri.
"Apa yang harus kita lakukan sekarang Vin?" Dia meminta pendapat sang suami, pria itu mengusap punggung tangannya dengan ibu jari.
"Jalan satu satunya yeah Ros harus di sembunyikan dari mansion agar gak ada yang tau, demi kehormatan keluarga Dravinda juga, dan setelah anak itu lahir Ros baru boleh balik kerja sama kita"
"Tapi Vin, nasib anaknya?"
"Apa Tan, kita bukan panti asuhan tempat penampungan anak anak yang tidak memiliki orang tua?"
"Bukankah itu pahala yang besar Vin?"
"Yeah, kan? Ros juga tidak mau anaknya di rawat sama kita"
"Apa sebaiknya kita bebaskan Adnan, terus minta dia buat nikahin Ros?"