Pagi ini sang mentari tersenyum tulus menyapa bumi, menyinarinya dengan lembut, meskipun awan tengah menggumpal namun seakan sedang tidak ingin mendekati.
Tanisha meragu di depan cermin meja rias, dandanan tipis namun mewah sudah melekat sempurna di wajahnya, dia mengenakan terusan panjang berwarna putih berkerah mutiara, tertangkup kerudung putih di kepalanya.
Pantulan wajah cantiknya yang seharusnya berbinar tapi cenderung tertekan, apalagi yang dia pikirkan kalau bukan mengenai perasaan seseorang yang jauh disana, dia takut akan menyakiti, bukan apa kebaikannya yang melekat dalam diri membuat Tanisha termangu dalam melangkah.
"Hei, ayo tunggu apalagi udah siap kan? Jangan heboh kali dandanannya, kau mau rujuk bukan menikah lagi" sahut sang ibu dari depap pintu. Mata bulatnya sontak mencalang sembari menggerutu di dalam hati
"Kenapa mommy jadi keras begitu? Dia lebih mendukung Vin ketimbang aku putrinya sendiri?" Omelnya.