Kedua mata bulatnya Tin menyalang lebar setelah berfikir panjang, menggabungkan situasi demi situasi maka seketika saja pikiran ngawurnya berungkap.
"Apakah Rud yang telah membunuh penjaga pabrik itu?" Gumamnya.
"Ahh tidak mungkin!!" Sambung nya lagi.
Tapi lagi lagi kenapa pikirannya malah tertuju kesana, perasaannya kenapa jadi tidak enak?
Tin terburu buru menutup kembali laptop nya.
Mencabut flashdisknya, lantas berhamburan keluar kamar, lanjut menggedor gedor pintu ruangan sang nenek.
Untungnya wanita tua itu masih terjaga dia tengah membaca ayat ayat suci, Ningtam terpaksa menyudahinya lantaran Tin menggedor gedor pintu ruangan tersebut.
"Kenapa Tin??" Tanyanya dengan dahi berkerut.
Tin terburu buru masuk lantas mengunci kembali pintu ruangan sang nenek.
"Ningtam ada sesuatu yang ingin Tin ceritain sama Ningtam?" Ucapnya diiringi oleh nafas yang terengah engah.
