Sebuah memory yang masih melekat erat di benaknya, menjadi pelengkap hitam putih kehidupan nya, bahwa sesama menantu hak nya pernah tertindas, bahkan pernah tersudut lantaran kasus antara kandung dan tidak kandung.
Mertuanya pernah membentaknya nyaris kabur dari rumah perihal memperebutkan harta warisan turun temurun keluarga Dravinda.
"Kau hanya menantu di rumah ini jadi kau tidak berhak ikut campur semua urusan rumah ini, dengan siapapun aku menikah, sekalipun hamil di luar nikah itu bukan urusan mu" perkataan Evie tombak tajam yang mengiris jantung nya hingga kini.
Wanita yang tengah hamil tujuh bulan itu terlalu sering bukan hanya sekali membentak nya, memperlakukan dia bukan selayaknya seorang kakak ipar, melainkan tak lebih dari sekedar budak.
Namun sayangnya seorang suami luput dari pembelaan terhadap dirinya, seorang suami yang bisa di katakan lebih mencintai adiknya ketimbang dirinya sendiri.