Entah lorong apa yang di tempuh hari ini oleh tuan muda Dravinda, yang jelas matanya tak begitu dapat menyaksikan apapun di tengah hitam kelam ini.
Tiba tiba di tengah kedua tangan nya yang mulai meraba raba membabi buta di antara tembok kiri kanan lorong seperti nya itu sebuah gua atau mungkin lorong bawah tanah, dari jarak tak kurang satu meter dia menyaksikan seorang wanita berambut pirang, bermata biru, berbaju putih panjang.
Bukan itu bukan sosok kuntilanak, sepertinya dia seorang gadis cantik seperti boneka hidup, cahaya putih menyorot sangat nyata ke keseluruh badan si cantik itu.
Raven tuan muda Dravinda mencalang sungguh lebar, sementara keringat mengucur sangat deras, kaki nya gemetar, dia mencoba mengejar wanita itu namun dia malah lari, kemana arah wanita itu lari maka cahaya putih mengikuti setiap pelarian panjang nya.
"Untuk apa kau mengejarku, bukankah sudah jelas segalanya? Apalagi yang kau inginkan dariku? Vindra Dravinda terkutuk?"